27/10/2010 17:45
Sleman: Pascaerupsi Selasa (26/10) petang, aktivitas Gunung Merapi cenderung menurun. Pengamatan sejak Rabu (27/10) pagi, terjadi gempa multi-phase sebayak 397 kali, gempa vulkanik 232 kali, dan delapan kali semburan awan panas.Namun status Merapi masih "awas," sehingga warga dilarang mendekat. Pantauan puncak Merapi dari kamera yang terpasangan di Plawangan juga tidak bisa maksimal karena terhalang debu.
Untuk itu, petugas Badan Penyelidikan dan Pengembangan Kegunung-apian (BPPTK) Yogyakarta menghimbau, agar warga tetap di pengungsian karena tidak diketahui apa yang akan terjadi pascaerupsi kemarin. Sebelumnya, sejumlah warga memilih pulang ke rumahnya pascaerupsi.
Yayuk, misalnya. Warga Dusun Pungukrejo, Desa Umbul Harjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, itu memilih pulang. Ia bersikeras ingin melihat rumahnya, meski petugas sudah melarang. Selain Yayuk, masih banyak pengungsi yang memilih kembali.
Seorang bapak yang tengah sakit pun nekat kembali ke rumahnya yang berada di kawasan Rawan Bencana Tiga dengan alasan yang sama.
Hingga kini, pihak BPPTK masih menyelidiki di mana sumber erupsi yang terjadi kemarin. Kubah segitiga yang terbentuk pascaerupsi pada 1911 silam pun masih utuh. BPPTK tidak dapat memastikan hingga kapan warga harus bertahan di pengungsian mengingat material di puncak Merapi masih banyak. Banjir lahan dingin pun bisa terjadi jika curah hujan tinggi.
sumber

Tidak ada komentar:
Posting Komentar