Yogyakarta - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo menyebutkan dana untuk tanggap darurat letusan Gunung Merapi yang disediakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berjumlah Rp 18 miliar. Jumlah tersebut diperkirakan akan cukup digunakan hingga 18 hari ke depan.
"Sampai hari ini dana untuk bencana alam masih Rp 18 miliar. Kalau satu hari Rp 1 miliar lebih sedikit untuk lauk pauk, maka tinggal 18 hari. Tapi kalau nanti dari pusat ada bantuan, ya enggak ada masalah," terang Bibit kepada wartawan di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi, Jl Kenari 14A, Yogyakarta, Rabu (10/11/2010) sore.
Bibit berharap dana sebesar Rp 18 miliar yang ada sekarang cukup untuk digunakan selama masa tanggap darurat berlangsung. Namun, untuk sementara persediaan beras bagi para pengungsi dinilai mencukupi.
"Saya berharap sih Merapi tidak sampai 18 hari. Ya paling tidak 5 hari. Tapi kalau masih terus (meletus), ya harus lapor ke pusat untuk mendapatkan dukungan dana. Tapi kalau beras cukup," tambahnya.
Bibit menegaskan, sejauh ini tidak ada masalah dan kendala yang berarti dalam penanganan pengungsi Merapi di wilayahnya. Namun, dia meminta agar para pengungsi bisa memaklumi kondisi pengungsian yang serba terbatas.
"Tidak ada kendala. Namanya pengungsian dalam keadaaan darurat, ya semuanya darurat, makanya jangan mengeluh. Kalau ndak darurat, ya di rumah. Makanya saya berharap media dan TV jangan menambah permasalahan. Akhirnya malah membuat masyarakat resah. Kalau (ada media yang menyebut) pengungsi minta AC itu namanya ngawur," tegasnya.
Bibit menambahkan, setelah zona aman dinyatakan sejauh 20 km, distribusi pengungsi di wilayahnya tersebar di 8 kabupaten, yaitu Wonosobo, Temanggung, Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Klaten, Purworejo, Kendal, dan Boyolali. Sedangkan jumlah total pengungsi di wilayah tersebut mencapai 264.750 orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar