Banjir Lahar Dingin Meluap, Ratusan Warga Magelang Mengungsi
Rabu, 24/11/2010 17:08 WIB
Magelang - Banjir lahar dingin kembali melanda enam sungai yang berhulu di Gunung Merapi, Rabu (24/11/2010). Akibatnya, sebanyak 300 warga Dusun Garon, Desa Mantingan, Kecamatan Salam, mulai mengungsi.
Mereka mengungsi ke Balai Desa Jamus Kauman, Kecamatan Ngluwar. “Setelah hujan deras dan Kali Batang meluap lagi, warga Garon kemudian mengungsi ke desa kami,” tegas perangkat Desa Jamus Kauman, Ahmad Imron kepada detikcom.
Imron menyatakan, banjirnya lahar dingin terjadi akibat hujan deras yang turun sore ini di kawasan Magelang, sehingga di aliran Kali Batang yang merupakan hulu dari Kali Putih di bagian lereng Merapi semakin membesar jika dibandingkan banjir lahar sebelumnya.
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Asngari, warga Dusun Duet, Desa Mantingan, Kecamatan Salam.
“Banjir telah merusak lahan pertanian sekitar 12 hektar. Banjir bahkan sudah sampai di jalan penghubung antardusun yang berjarak 200 meter dari bibir sungai,” tegas Asngari.
Asngari menjelaskan, Kali Batang yang awalnya hanya memiliki lebar sekitar tujuh meter kini bertambah lebarnya sampai menjadi 50 meter.
Timbunan material yang dibawa lahar juga sampai menutup jembatan yang menghubungkan Desa Mantingan dan Dusun Kadipolo, Desa Salam, Kecamatan Salam.
Berdasarkan pantauan detikcom di jembatan Desa Mantingan saat ini lantai jembatan Mantingan sudah menjadi dasar sungai sehingga tidak bisa dipergunakan lagi.
Air kemudian meluber ke persawahan di Dusun Keron dan Dusun Duwet. Jika banjir datang lagi diperkirakan akan menerjang 20 hektar sawah sisanya.
Endapan pasir dan batu besar dari atas gunung membuat dasar sungai semakin naik dan bahkan melebihi permukaan sawah.
“Ini sebenarnya bukan jalur lahar namun karena dam Kali Putih jebol aliran lahar membentuk kali baru dan kemudian masuk ke Kali Kemadu dan Kali Batang. Sawah kami sekarang terendam lahar,” tegas Asngari.
Asngari mengatakan, kondisi dasar sungai sudah tertutup material vulkanik sehingga jalur lahar melebar ke persawahan. Warga khawatir lahar akan meluber ke perkampungan penduduk sehingga warga memilih mengungsi.
Kondisi serupa juga terjadi di Sungai Putih. Banjir terjadi dua hari berturut-turut pada Selasa dan Rabu kemarin. Aliran lahar bahkan nyaris meluber ke jalan Gulon-Trayem, tepatnya d Dusun Salakan, Desa Sirahan.
Lahar datang dengan membawa batu-batu dan pohon-pohon besar yang hanyut dari atas gunung. Saat banjir mereda, material vulkanik menumpuk di pinggir sungai sampai ketinggian antara 1-2 meter. Banjir ini juga menimbun jembatan Seloboro dan Jembatan Candi. Kedua jembatan tersebut tertimbun pasir dan pagar jembatan hilang.
“Air lahar bahkan sempat masuk ke rumah penduduk di Dusun Berokan. Ini banjir yang sangat besar,” tegas Sarjiman, warga Dusun Tular, Desa Seloboro.
Uniknya, pada saat banjir terjadi, belasan truk berplat H sudah mengantre di pinggir sungai. Mereka menunggu beberapa penambang yang nekat beraktivitas. Beberapa penduduk sempat memperingatkan penambang namun tidak digubris.
Jalur lahar di Magelang sebenarnya hanya lima sungai yakni Kali Putih, Kali Krasak, Kali Lamat, Kali Pabelan, dan Kali Blongkeng. Adapun Kali Batang baru kali ini dilalui lahar akibat dam Sungai Putih di atas Dusun Jenglik, Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung jebol.
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
28 November 2010 | 22:20 WIB Probolinggo - Warga penghuni kawasan lereng Gunung Bromo menyatakan siap dievakuasi kapan saja bila aktivita...
-
Sabtu, 27 November 2010 15:57 WIB Bantul: Sebanyak 21 kepala keluarga pengungsi korban erupsi Gunung Merapi masih bertahan d...
-
MAGELANG - Luapan lahar dingin Gunung Merapi dari Kali Putih, menghambat arus lalu lintas rute Yogyakarta-Magelang, tepatnya di kawasan Ju...
-
2 Desember 2010 | 02:35 WIB Probolinggo - Gunung Bromo terus menerus mengalami erupsi, akibatnya energi di kantong magma gunung itu pun ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar