Pengungsi Merapi Bertahan di Bantul
Sabtu, 27 November 2010 15:57 WIB
Bantul: Sebanyak 21 kepala keluarga pengungsi korban erupsi Gunung Merapi masih bertahan di pendopo Rumah Dinas Bupati Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. "Mereka sebagian besar berasal dari warga Dusun Glagahrejo, Cangkringan," kata koordinator posko pengungsian Bayu, di Bantul, Sabtu (27/11).
Menurut Bayu, pengungsi tersebut masih bertahan karena masih khawatir jika pindah atau kembali ke tempat tinggal karena masih dalam zona bahaya. Jarak rumah mereka sekitar 12 kilometer hingga 13 kilometer dari Merapi. "Rata-rata tiap dua hingga tiga keluarga merupakan dalam satu keluarga besar, baik itu yang berada dekat sungai aliran lahar dingin maupun tidak, sehingga mereka lebih memilih mengungsi bersama keluarga lainnya," kata Bayu.
Bayu mengatakan, mereka sebagian besar lanjut usia dewasa dan anak sekolah. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka masak sendiri dari hasil bantuan logistik seperti beras dan mi instan. "Untuk anak sekolah terdapat sebanyak 13 anak meliputi 10 siswa SD dan tiga anak siswa SMP, mereka mendapat pelayanan pendidikan dari mahasiswa yang tengah melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah ini," katanya.
Selain itu, kata Bayu, ada beberapa dari mahasiswa yang mengajarkan keterampilan dari mahasiswa seni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan memperoleh pendidikan agama dan belajar mengaji dari warga sekitar.
Salah satu pengungsi, Ngatiran, mengatakan bersama keluarga mengaku masih bertahan di Bantul dan belum berani pulang karena khawatir sewaktu-waktu bencana terjadi lagi. "Kami belum berencana dan memastikan kapan untuk pulang karena masih kuatir dengan kondisi Gunung Merapi, kami hanya sesekali menengok ke rumah untuk mencari dan memberi pakan hewan ternak kami," katanya.
Menurut dia, para pengungsi mengaku rumah tinggal mereka sebagian ada yang hancur akibat terjangan material vulkanik. Namun, sebagian rumah tinggal masih utuh tetapi tidak jauh dari sungai yang teraliri lahar dingin.
Menurut dia, pengungsi mengaku sejak zona bahaya dipersempit beberapa waktu lalu mendapat imbauan dari Pemerintah Kabupaten Sleman untuk pindah ke posko pengungsian di Maguwaharjo supaya mudah pendataan. "Kami melihat posko pengungsian di Maguwoharjo saat ini sudah penuh, sehingga kami sementara waktu bertahan," kata Ngatiran.
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
28 November 2010 | 22:20 WIB Probolinggo - Warga penghuni kawasan lereng Gunung Bromo menyatakan siap dievakuasi kapan saja bila aktivita...
-
Sabtu, 27 November 2010 15:57 WIB Bantul: Sebanyak 21 kepala keluarga pengungsi korban erupsi Gunung Merapi masih bertahan d...
-
MAGELANG - Luapan lahar dingin Gunung Merapi dari Kali Putih, menghambat arus lalu lintas rute Yogyakarta-Magelang, tepatnya di kawasan Ju...
-
2 Desember 2010 | 02:35 WIB Probolinggo - Gunung Bromo terus menerus mengalami erupsi, akibatnya energi di kantong magma gunung itu pun ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar