Selamat Datang Di Seputar Merapi Semoga Bisa Menambah Informasi Terima Kasih, Salam Lestari Bara Meru ( B M ) - I Love Merapi - I Love Merapi - I Love Merapi

Abu Mulai Mengarah ke Probolinggo-Pasuruan

01 Desember 2010 , 06:37:00
Pagi hari arah angin yang biasanya ke arah barat daya mendadak berubah ke arah Timur Laut. hujan abu vulkanik membuat sedikit kepanikan warga Ngadisari di kecamatan Sukapura yang berjarak 3 km dari kawah Bromo. Dinas Kesehatan kabupaten Probolinggo langsung membagikan masker kepada siswa SD Ngadisari 1 kecamatan Sukapura, Selasa (30/11). Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos
PROBOLINGGO - Tujuh hari setelah penetapan status awas, aktivitas Gunung Bromo masih belum menunjukan kondisi membaik. Bahkan, sepanjang pagi kemarin (30/11), semburan abu vulkanis malah mengarah ke kawasan Cemoro Lawang, Ngadisari. Akibatnya, hujan abu pun dirasakan masyarakat dan wisatawan yang tinggal di hotel-hotel terdekat dari Bromo.

Semburan abu itu akibat angin yang bergerak ke timur laut dan utara. Akibat semburan abu tersebut diperkirakan sejumlah daerah di Probolinggo dan Pasuruan ikut terdampak. Dari pantauan Jawa Pos, semburan mulai mengarah ke Cemoro Lawang sekitar pukul 04.45.

Cemoro Lawang sendiri merupakan daerah yang banyak terdapat hotel dan pemukiman warga yang terdekat dari kawah Bromo. Jarak Cemoro Lawang ke kawah sekitar 3,5 km. Abu yang mengguyur kawasan tersebut berwarna abu-abu pekat dan lengket saat dipegang. Abu juga tampak terlihat menutupi sejumlah mobil yang terparkir di daerah yang memiliki radius lebih dari 8 km dari kawah bromo.

Embasan abu yang mengarah ke Cemoro Lawang, Ngadisari membuat petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Probolinggo kelabakan. Sekitar pukul 06.00, sejumlah tenaga medis dari Puskesmas Sukapura mendadak dikerahkan untuk membagi-bagikan masker ke rumah, sekolah dan warga yang sedang diladang. "Segera dipakai ya biar tidak sakit," ujar Khusen, tenaga medis dari Puskesemas Pembantu (Pustu) Wonotoro. Wonotoro merupakan desa yang berada di kecamatan Sukapura.

Menurut Khusen, setelah mengetahui abu vulkanis mengarah ke pemukiman warga kawasan Cemoro Lawang dan Ngadisari, tim dari puskesmas Sukapura langsung diminta turun menyebar masker. Pemberian masker itu dilakukan di warga yang masih dirumah, siswa sekolah, pengguna jalan hingga sejumlah tamu hotel yang berada di Cemoro Lawang.

"Ada 1500 masker yang kami bawa, kalau kurang nanti siang datang lagi dari Dinkes," terang Johan Mukti petugas siaga bencana Pemkab Probolinggo. Selain masker, Dinkes Pemkab Probolinggo juga mulai menyiapkan salep mata. Salep itu diberikan ke warga sekitar Bromo yang mulai merasakan hujan abu. Dengan salep itu diharapkan iritasi mata bisa dicegah.

Salah satu sekolah yang kemarin telah menerima masker ialah SDN Ngadisari 1, 2, SMP PGRI Ngadisari, dan SMK Pariwisata. Kepala SDN Ngadisari 1 Theresia Supirah mengaku sejauh ini belum ada instruksi dari Dinas Pendidikan Pemkab Probolinggo untuk meliburkan siswu memang hari ini mengarah kemari, namun istruksi untuk meliburkan siswa belum ada," ujarnya. Menurut dia, selama ini sebenarnya warga maupun siswa sudah terbiasa dengan turunnya abu vulkanik dari Bromo. Sebab tidak sekali ini abu semburan Gunung Bromo menghujani kawasan Ngadisari.

Theresia mengatakan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, sejak dinyatakan awas pihak sekolah telah menginstruksikan agar siswa membawa masker. Tidak hanya kegiatan belajar dan mengajar yang masih berlangsung, namun warga juga banyak yang merasa tidak terganggu dengan hujan abu.

Dampak abu vulkanik sendiri selama ini tidak begitu terasa bagi warga sekitar Bromo. Sebab selama dinyatakan awas, abu Bromo bergerak ke arah barat daya atau sekitar Malang. Arah barat daya kawah Bromo selama ini jauh dari pemukiman penduduk. Sebab itu jika abu terbawa ke barat daya, daerah Malang tidak terlalu terasa hujan abu.

Sementara itu Kepala Bidang Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi PVMBG Gede Suantika membenarkan jika abu vulkanik selama sehari kemarin berubah arah. PVMBG mencatat abu mulai mengarah ke timur laut dan utara. "Paginya lebih ke timur laut dan beranjak siang bergeser ke utara," paparnya.

Dijelaskan Gede, jika mengarah ke utara sangat dimungkinkan abu juga sedikit berdampak ke kota Probolinggo.  Dan jika terbawa angin ke utara, maka abu bakal sedikit mengganggu daerah di sekitar Pasuruan. PVMBG sendiri menyebut kondisi Bromo lebih stabil dari hari-hari sebelumnya. "Jika diukur dari letusan yang terjadi, maka hari ini kondisi Bromo cenderung menurun," jelas Gede.

Menurutnya, abu vulkanis yang menyembur dan menghujani kawasan Cemoro Lawang dan Ngadisari merupakan sisa-sisa kepulan asap. "Asap yang menyembur itu berupa abu yang didominasi uap," terangnya. PVMBG juga menyebutkan kuat letusan yang terjadi kemarin tidak seperti sebelumnya.  Tinggi rendahnya letusan itu sendiri diukur dari aktivitas kegempaan Gunung Bromo.

Dari pengamatan PVMBG, tercatat gempa vulkanik dangkal terjadi selama enam kali dengan aplitudi 12-36 mm. Lama gempa mencapai 10-18 detik. Sedangkan gempa terjadi secara terus-menerus dengan aplitudo 2-55 mm.

Hanya kepulan asap dari Bromo yang mengalami penurunan. Dari data PVMBG Kepulan asap kemarin ketinggiannya mencapai 200-300 meter mengarah ke timur laut (Cemoro Lawang hingga kota Probolinggo). Namun kondisi tersebut berubah saat sore hari, kepulan asal terlihat kembali meninggi seperti hari-hari sebelumnya. Biasanya kepulan asal dari kawah Bromo ketinggiannya lebih dari 400 meter.

Sekitar pukul 12.00 - 14.00 kemarin, kawah Gunung Bromo juga kembali diguyur hujan. Saat seperti itu abu yang keluar dari kawah Bromo tertutupi kabut. Namun setelah beberapa jam hujan redah, abu vulkanik yang keluar dari kawah makin terlihat hitam pekat.

Meskipun menyatakan aktivitas menurun, PVMBG masih belum menurunkan status Gunung Bromo. Sebab kemungkinan erupsi Bromo terjadi lagi masih tinggi. "Kemungkinan masih ada letusan lagi tergantung penambahan tekanan dari bawah aktivitas magma," ujarnya.

Sekitar pukul 17.00 sorenya, Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin meninjau Gunung Bromo. Dari hotel Cemara Indah, ia mengamati aktivitas abu vulkanik. "Saya datang kesini setelah menerima laporan bahwa abu sampai jarak 10 km," tuturnya. Untuk menindaklanjuti tersebut Hasan yang juga ketua tim tanggap darurat menginstruksikan pada jajarannya agar menggelar pemeriksaan kesehatan untuk warga di sekitar Bromo. "Pemeriksaan massal dan gratis itu akan dilakukan Kamis," ujarnya. sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free!