Selamat Datang Di Seputar Merapi Semoga Bisa Menambah Informasi Terima Kasih, Salam Lestari Bara Meru ( B M ) - I Love Merapi - I Love Merapi - I Love Merapi

Surono: Ancaman Lahar Dingin Merapi Sampai Februari Tahun Depan

YOGYAKARTA - Letusan Gunung Merapi meninggalkan endapan material vulkanik yang besar di sungai yang berhulu di kawasan puncak Merapi. Besarnya material yang dikeluarkan Merapi membuat ancaman banjir lahar dingin masih ada. Daerah di sekitar Merapi belum sepenuhnya aman.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan, lahar dingin masih bisa terjadi di seluruh sungai yang berhulu ke lereng Merapi. Banjir lahar dingin selama ini lebih sering menerjang ke arah barat daya puncak Merapi disebabkan oleh material yang mengendap di sungai itu lebih ringan dan mudah terbawa arus.

Namun, menurut Surono, cadangan endapan terbesar justru terjadi di sungai yang mengarah ke selatan, seperti Kali Gendol dan Kali Kuning. Endapan material di dua sungai itu lebih padat dengan volume sekitar 150 juta meter kubik. Endapan tersebut hingga kini belum tergerus oleh aliran lahar dingin.

Menurut Surono, ancaman lahar itu masih terjadi hingga Februari depan. Saat ini, melalui Balai Besar Sungai Serayu telah dilakukan menormalisasi alur sungai. Salah satunya Kali Kuning yang berhulu di Merapi. Ada lima sungai yang ditangani.

Proses normalisasi sudah dimulai awal Desember lalu dengan dana Rp20 miliar dari Badan Penanggulangan Bencana. Normalisasi untuk mengembalikan alur sungai seperti sebelum sungai ditimpa material vulkanik.

Normalisasi juga untuk membuat tanggul-tanggul darurat, bukan permanen. Pembuatan tanggul dilakukan dengan bantuan alat berat. Di titik yang paling rawan di Sungai Gendol misalnya, sudah dipasag bronjong kawat untuk memperkuat struktur tanggul agar tak cepat longsor.

Saat ini, pembangunan shelter atau tempat tinggal sementara tengah dilakukan. Salah satunya di Sleman, Yogyakarta, yang akan dibangun 2.500 lebih shelter. Saat ini penampungan sementara belum dapat digunakan karena masih dibangun. Rumah dibangun TNI dan warga sekitar.

Ukurang shelter 4x4 meter, ada ruang utama dan keluarga, dua kamar tidur. Dinding terbuat dari anyaman bambu dan beratap seng. Saat ini belum ada aliran listrik, tapi layak ditnggali. Kondisinya cukup bersih, bahkan ada penghijauan.

Menurut Sukir, warga yang ikut membangun shelter, warga korban Merapi akan tinggal selama setahun di shelter. Namun, ia belum tahu kapan akan ditnggali. "Tidak ada biaya sama sekali. Karena semua dibangun oleh pemerintah," kata Sukir.

Salah satu yang juga masih mengganjal adalah penggantian sapi korban Merapi, baik yang mati maupun masih hidup. Menurut Bupati Sleman Sri Purnomo, penggantian sapi itu masih terkendala sejumlah hal. Namun, ia yakin prosesnya tak akan lama lagi. "Verifikasi data masih jalan, nanti uang akan ditransfer ke rekening masing-masing peternak," kata Purnomo.
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free!