Selamat Datang Di Seputar Merapi Semoga Bisa Menambah Informasi Terima Kasih, Salam Lestari Bara Meru ( B M ) - I Love Merapi - I Love Merapi - I Love Merapi

Banjir Lahar Ancam Yogyakarta hingga April

07 December 2010
YOGYAKARTA (SINDO) – Banjir lahar dingin dipastikan bakal sering terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Hal itu karena wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sebagian Jawa Tengah sudah memasuki musim hujan dengan intensitas tinggi.

Hujan deras yang terjadi setiap saat akan membawa sekitar 170 juta meter kubik muntahan material vulkanik Merapi yang mengendap di beberapa sungai yang berhulu di gunung tersebut. Kepala Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Budi Waluyo menjelaskan beberapa kali hujan yang mengguyur wilayah DIY dan sebagian Jateng masuk kategori ekstrem atau hujan yang sangat lebat dengan durasi yang lama.Hujan ekstrem terjadi jika intensitasnya berada di atas 100 milimeter, sedangkan normal antara 50 sampai 100 mm. Curah hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan terjadi hingga April depan.

”Dengan kondisi hujan lebat, bahaya banjir lahar dingin menjadi ancaman serius bagi masyarakat yang berada di sepanjang bantaran sungai, termasuk di Kali Code Yogyakarta. Sudah tiga kali ini Kali Code meluap. Ini karena hujan lebat di wilayah atas (utara atau sekitar puncak Merapi),”ungkapnya. Kemarin, mulai pukul 15.30 WIB, banjir lahar dingin kembali menerjang Kali Code. Luapan lahar menenggelamkan sejumlah perkampungan di sepanjang sungai tersebut.Kondisi terparah terjadi Kampung Jogoyudan,Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis, yang merupakan daerah terendah di sepanjang bantaran Kali Code. Banjir lahar dingin menggenangi kawasan perumahan yang berada di 4 RT di RW 10 hingga ketinggian sekitar 50 cm sampai 1 meter.

Banjir lahar dingin dipicu hujan deras yang mengguyur sejak kemarin siang.Sekitar pukul 15.30 WIB,air Kali Code yang membawa material vulkanik mulai memasuki rumah-rumah warga.Ratusan warga yang berasal dari 4 RT di RW 10 Kelurahan Gowongan pun kembali diungsikan. ”Air mulai masuk rumah selepas asar. Lalu warga diungsikan ke tempat yang lebih aman,” kata ketua pemuda setempat, Fajar,24,kemarin. Camat Jetis Sisruwadi membenarkan banjir lahar dingin kembali melanda wilayahnya.Namun banjir lahar dingin yang terjadi kali ini masih lebih kecil dibandingkan yang terjadi pada 29 November lalu. Saat itu banjir lahar merendam 898 rumah. Untuk diketahui, sejak Merapi meletus, tercatat Kali Code sudah tiga kali mengalami banjir lahar.

Sejauh ini, lanjutnya, Pemkot Yogyakarta dibantu TNI dan warga intensif melakukan pengerukan dengan alat berat di sejumlah titik. Namun, usaha tersebut dianggap masih sia-sia karena tidak sebanding dengan pasir dan lumpur yang memasuki Kali Code. ”Pasir yang sudah dikeruk setiap hari masih kalah jauh jumlahnya dengan pasir dan lumpur yang dikirim dari Kali Boyong,” ungkapnya. Kepala Kantor Penanggulangan Bencana dan Linmas Kota Yogyakarta Sudarsono mengungkapkan banjir lahar Kali Code mengancam Kecamatan Jetis, Gondokusuman,Pakualaman, Danurejan, Gondomanan, Umbulharjo, Mantrijeron, dan Mergangsan.

Menurutnya, bukan hanya warga yang tinggal di bantaran Kalo Code saja yang terancam,tapi juga mereka yang tinggal di bantaran Sungai Gajahwong,yaitu terusan dari Sungai Kuning serta Sungai Winongo yang merupakan anak dari Sungai Krasak. Sungai Kuning maupun Krasak merupakan sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Endapan lahar juga terlihat di dua sungai tersebut. Hanya saja, ancaman banjir lahar dingin di Sungai Gajahwong maupun Sungai Winongo tidak sebesar Kali Code.Alasannya dua sungai tersebut memiliki talud yang tinggi serta di kanan kiri sungai tidak banyak permukiman penduduk.

Tidak seperti Kali Code yang taludnya pendek dan jumlah warga yang menempati rumah di sepanjang bantaran Kali Code sangat banyak, yakni sekitar 130.000 jiwa. Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto mengkhawatirkan kondisi warganya yang tinggal di pinggir Kali Code. Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan,Pemkot Yogyakarta segera memasang pengeras suara di sepanjang aliran sungai. Langkah ini sebagai early warning system jika sewaktuwaktu banjir lahar terjadi. Selain itu,pemkot juga tengah membuat sebuah konsep besar mengenai hunian sementara (huntara) bagi warga di bantaran Kali Code.Perhitungan awal ada sekitar 500 kepala keluarga (KK) yang akan menjadi sasaran proyek karena rumah yang mereka tempati terancam banjir lahar dingin.

Sebagian besar adalah warga yang tinggal di daerah Jogoyudan, Kecamatan Jetis. Selain di DIY, ancaman banjir lahar juga terjadi di Kabupaten Magelang. Hujan sekitar dua jam yang cukup deras di kawasan lereng barat puncak Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengakibatkan banjir lahar di sejumlah alur sungai yang airnya berhulu di Gunung Merapi kemarin. Sungaisungai itu antara lain Kali Apu, Trising,Pabelan,dan Senowo. Banjir lahar juga menghantui warga Desa Talun, Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang tinggal pada radius 300 meter dari Kali Woro. Hujan deras yang terjadi mulai pukul 12.00 WIB mengakibatkan dam Desa Talun dipenuhi lahar dingin dan material vulkanik yang dibawa dari puncak Merapi.

Untuk mengantisipasi dampak terburuk,sekitar 367 warga di Desa Talun, terutama yang tinggal di Dukuh Wukirsari, Ploso Tarup, Sidorejo, dan Sidodadi, diminta menjauh dari kawasan sungai hingga jarak 300 meter. ”Kami mulai waspada terhadap ancaman banjir lahar dingin, apalagi sejak pukul 12.00 WIB hujan mengguyur dengan intensitas tinggi,” ujar seorang warga.
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free!