Selasa, 30 Nopember 2010
JAKARTA (Suara Karya): Abu vulkanik muntahan Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dianggap sudah mulai mengganggu penerbangan. Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, tidak lagi melayani penerbangan rute Jakarta-Malang sementara waktu. Penghentian layanan itu terhitung sejak Senin (29/11) hingga Sabtu (4/12) mendatang. Dengan demikian, Bandara Abdul Rahman Saleh, Malang, ditutup untuk sementara.
Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Hari Cahyono, dalam siaran pers, Senin (29/11), menjelaskan, penghentian mengacu pada notam (notice to airman) Nomor C 00920/10 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan selaku otoritas penerbangan nasional tentang penutupan Bandara Abdul Rahman Saleh di Malang. Penutupan ini terkait dengan kondisi sebaran debu vulkanik akibat peningkatan aktivitas Gunung Bromo. Kondisinya dinilai sudah tidak kondusif untuk melayani penerbangan dari dan menuju Malang. Terkait kian meningkatnya aktivitas Gunung Bromo, Satgas Penanggulangan Bencana Gunung Bromo, Senin (29/11), menggelar razia bagi warga yang nekat menerobos kawasan terlarang. Kawasan itu meliputi di bawah radius 3 km dari gunung yang berstatus "awas" itu. Razia dilakukan dalam rangka antisipasi menghindari jatuhnya korban akibat erupsi. Dalam aksi tersebut, Satgas berhasil menghadang puluhan warga Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, yang tepergok melintasi kawasan Gunung Bromo. Mereka ditegur dan diminta untuk tidak melintas lagi di kawasan tersebut. Kapolres Probolinggo AKBP Zulfikar mengatakan, pihaknya juga telah menutup tiga jalur yang menuju Gunung Bromo. Jalur itu selama ini dijadikan lintasan bagi warga di empat kabupaten, yakni Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang. "Ini kami lakukan agar warga terhindar dari bahaya Gunung Bromo," katanya. Mengantisipasi makin tersebarnya abu vulkanik ke permukiman warga, Palang Merah Indonesia (PMI) membagikan sekitar 1.500 masker. Masker itu diberikan pada warga Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo. Seorang petugas PMI Probolinggo Harianto, Senin, mengatakan, pemberian masker ini sebagai antisipasi agar warga tidak terkena gangguan saluran pernapasan. Sejak dinaikkan statusnya dari "siaga" menjadi "awas", Gunung Bromo hampir tiap hari mengeluarkan material vulkanik berupa abu, pasir, kerikil, dan gas. Menghadapi situasi terburuk dari kian meningkatnya aktivitas Gunung Bromo, Pemprov Jatim telah melakukan berbagai persiapan. "Kita tetap melakukan persiapan dalam kondisi yang terburuk. Dalam penanggulangan ini adalah one command, satu komando. Komandonya di sini langsung dipimpin bupati di tingkat policy. Sedangkan di tingkat lapangannya diserahkan kepada kapolres dan Pak Dandim," kata Wakil Gubernur Jatim Saefullah Yusuf. Pernyataan itu disampaikan saat pembukaan Rapat Konsolidasi Penanggulangan Kemiskinan di Jakarta, Senin (29/11). Dikatakannya, dalam radius 3 km ada sekitar 699 orang yang harus dievakuasi, radius 6 km sebanyak 2.800 orang, dan radius 10 km sebanyak 6.900 orang. Telah disiapkan 10 titik pengungsian untuk menampung total sekitar 7.000 pengungsi jika Bromo benar-benar "mengamuk".
sumber
sumber

Tidak ada komentar:
Posting Komentar