Selamat Datang Di Seputar Merapi Semoga Bisa Menambah Informasi Terima Kasih, Salam Lestari Bara Meru ( B M ) - I Love Merapi - I Love Merapi - I Love Merapi

7 Bandara Berpotensi Ditutup, Pesawat Terancam Abu Vulkanik

JAKARTA (Suara Karya): Sebanyak tujuh bandara komersial di Jawa berpotensi terkena dampak semburan abu vulkanik Gunung Merapi, yang berlokasi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.


Debu halus yang bertaburan di udara ini dikhawatirkan terhisap mesin pesawat, sehingga mengakibatkan kerusakan dan mengancam penerbangan.
Pemerhati Penerbangan Chappy Hakim, yang dihubungi Suara Karya, di Jakarta, kemarin, mengakui, abu vulkanik Gunung Merapi bukan hanya bisa merusak mesin pesawat bila tersedot ke dalam turbin, melainkan juga akan merusak kaca dan badan pesawat. Dalam kecepatan tinggi, abu vulkanik ini akan membentur kaca dan badan pesawat. Minimal bisa menyebabkan kaca pesawat menjadi buram. Bila ini terjadi, maka akan sangat membahayakan bagi penerbangan.
"Abu vulkanik itu hampir sama seperti amplas (penghalus kayu dan besi). Kalau kaca pesawat di gosok amplas, maka warnanya akan menjadi buram. Dengan kondisi kaca seperti itu, maka akan merusak daya pandang pilot," katanya.
Chappy sendiri mendukung sikap pemerintah yang menutup Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Bahkan dianjurkan jika debu menjangkau daerah lain, maka bandara lainnya juga sebaiknya ditutup.
Kebijakan penutupan bandara ini bertujuan untuk keselamatan penerbangan. "Ketimbang terus dioperasikan, tapi membahayakan penerbangan. Jadi, kalau memang abu vulkanik ini juga sampai di Jakarta, maka Bandara Soekarno-Hatta juga harus ditutup. Tidak perlu ragu," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubud Kemenhub) Harry Bhakti S Gumay mengatakan, ancaman abu vulkanik Gunung Api terhadap bandara di Jawa tergantung pada arah tiupan angin. Saat ini, posisi arah angin berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berhembus ke utara dan selatan. Paling dikhawatirkan bila arah angin bertiup kencang ke arah barat daya, di mana abu vulkanik akan mengarah ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Seluruh bandara di Jawa memiliki potensi terkena dampak semburan debu vulkanik Merapi. Kami selalu melakukan pemantauan secara terus-menerus terhadap semua informasi cuaca dari BMKG dan Badan Geologi," katanya, usai menandatangani nota kesepahaman tentang pelayanan informasi awan abu vulkanik dengan Kepala Badan BMKG Sri Woro B Harijono dan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar.
Menurut Harry, saat ini, Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, secara resmi ditutup hingga 15 November 2010. Ini dilakukan setelah sebelumnya diterapkan kebijakan buka-tutup di pelabuhan udara internasional tersebut. Penutupan operasional bandara sendiri dilakukan terkait pertimbangan keselamatan penerbangan, salah satunya dengan menerbitkan notifikasi ke penerbang atau (notice to airman/notam) sebagai aspek legalitas. Ini seperti yang dilakukan terhadap Bandara Adi Sutjipto.


Angin

Untuk itu, tidak menutup kemungkinan bandara lain juga akan ditutup bila abu vulkanik Gunung Merapi dianggap sudah sangat membahayakan penerbangan. Penutupan Bandara Adi Sutjipto sendiri terus dievaluasi, dan bila masih berbahaya, maka penutupan akan dilanjutkan hingga sepekan ke depan.
Saat ini, selain juga dirasakan di Bandara Adi Sumarmo-Solo dan Bandara Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, abu vulkanik Gunung Merapi juga mulai dirasakan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. "Angin memang berhembus ke selatan, makanya debunya mulai dirasakan di Bandung," ujar Harry.
Lebih jauh Harry menambahkan, Bandara Adi Sumarmo, Solo, kemungkinan juga akan ditutup bila nantinya angin dari Gunung Merapi bertiup ke timur. Karena, tiupan angin ke timur yang cukup kencang akan mendatangkan awan panas yang membahayakan penerbangan.
"Sekarang angin bertiup ke selatan dan barat, tapi kalau nanti sudah bertiup ke timur, kemungkinan Solo juga kami tutup. Namun, saat ini, Jakarta masih aman," tutur Harry.
Dia mengakui, penutupan satu bandara berpotensi kehilangan pendapatan. PT Angkasa Pura I (Persero) misalnya, bisa kehilangan potensi pendapatan akibat penutupan Bandara Adi Sutjipto, baik dari pendapatan pendaratan pesawat dan parkir pesawat maupun dari pajak bandara. Sebab, dalam satu hari, bandara yang paling dekat dengan Merapi ini melayani sekitar 42 penerbangan domestik dan tiga penerbangan internasional dengan rata-rata kapasitas pesawat 150 tempat duduk.
Terkait hal ini, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM R Sukhyar menjelaskan, abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Merapi dapat melayang di udara selama lebih dari satu bulan sejak disemburkan dari mulut gunung. Debu yang sangat halus ini lebih berbahaya terhadap penerbangan ketimbang kerikil kecil. Selain melayang di udara, abu vulkanik yang halus ini juga bisa menjangkau hingga ke wilayah yang cukup jauh.
"Kalau kerikil kecil bisa langsung turun, tapi abu yang kecil dan halus bisa terbang sangat tinggi dalam waktu lama. Abu vulkanik ini justru berpotensi terhisap mesin pesawat dan mengakibatkan kerusakan," kata Sukhyar.
Dia menjelaskan, abu vulkanik itu meski kecil, ternyata sangat berbahaya. Pasalnya, partikel kecil yang berasal dari letusan Gunung Merapi mampu melelehkan komponen dalam mesin pesawat terbang. "Suhu partikel kecil bisa mencapai 1.000 derajat celsius. Kalau sempat tersedot, bisa memacetkan mesin pesawat," tuturnya.
Di tempat terpisah, potensi kerugian Garuda Indonesia akibat penutupan rute penerbangan Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, diperkirakan mencapai Rp 1,296 miliar per hari. "Potensi kerugian akan terus ada selama terjadi penutupan bandara," kata Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar.
Menurut dia, rute penerbangan ke Yogyakarta dalam sehari sebanyak 10 kali, yang meliputi delapan kali dari Jakarta dan dua kali dari Denpasar. "Untuk menghitung potensi kerugian, hitung saja 162 penumpang dikali 10 kali penerbangan. Lalu dikali per harga tiket sekitar Rp 800.000.
Sejak Sabtu, (6/11) Bandara Adi Sutjipto ditutup menyusul makin tebalnya abu vulkanik akibat letusan Gunung Merapi. Rute penerbangan Garuda akhirnya dialihkan dari Adi Sutjipto ke Bandara Adi Sumarmo, Solo. "Kami masih menunggu instruksi dari Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk kepastian pembukaan kembali rute ke Yogyakarta," tuturnya.
sumber




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free!