26 Oktober 2010 | 18:37 wib
Klaten, Luncuran meterial Gunung Merapi yang mengarah ke alur Kali Woro semakin besar, Selasa (26/10) membuat warga di kawasan rawan bencana (KRB) III di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten mengungsi. Ibu hamil dan warga lanjut usia mulai menghuni barak pengungsian di Desa Bawukan, Kecamatan Kemalang.
Sementara warga di Desa Tegalmulyo dan Sidorejo masih enggan mengungsi ke barak. "Untuk sementara baru lansia dan ibu hamil sisanya akan menyusul," kata Sekdes Balerante, Kecamatan Kemalang, Basuki, Selasa (26/10).
Basuki mengatakan warga mulai mengungsi pukul 14.00 dengan truk yang disediakan Pemkab dan tim evakuasi. Dari jumlah total warga yang rawan sebanyak 1.870 baru sekitar 100 orang yang bersedia mengungsi. Sisanya akan diungsikan secara bertahap karena belum seluruhnya bersedia pindah ke barak.
Desa sejak sepekan terakhir sebenarnya sudah menyosialisasikan agar warga bersedia mengungsi tetapi ada yang masih enggan. Untuk sementara baru warga yang mengungsi sedangkan ternak belum dibawa ke barak sebab masih ada warga yang berjaga di dusun.
Pantauan di tiga desa KRB III, cuaca Gunung Merapi sejak pagi sangat cerah. Beberapa kali luncuran material ke arah Kali Woro terjadi semakin besar. Meski luncuran membesar warga masih enggan ke titik kumpul. Petugas evakuasi dan perangkat desa yang meminta warga berkemas tidak digubris.
Namun saat luncuran paling besar terjadi pukul 14.15 dengan suara gemuruh menggelegar, warga di Desa Sidorejo dan Tegalmulyo keluar rumah melihat luncuran. Sedangkan warga Desa Balerante mengungsi sebagian karena khawatir sampai ke dusun. Di barak pengungsian Desa Dompol dan Keputran, tenda dan dapur umum mulai didirikan meski belum ada penghuninya.
Panto Wiyono, warga Dusun Sambungrejo, Kecamatan Kemalang mengaku masih enggan mengungsi sebab masih belum ada tanda mengkhawatirkan. Luncuran material yang semakin besar dan sering ke arah dusun masih dianggap wajar sebab belum ada letusan. Meski nantinya bersedia diungsikan, ternak tidak akan dibawanya sebab merepotkan.
Dikatakannya, meski status Merapi meningkat sebagian warganya masih ada yang beraktivitas seperti biasa. Baik ke ladang atau sekolah. Sedangkan untuk aktivitas penambangan bahan galian C sudah diminta dihentikan. Akibatnya, lalu lintas truk yang semula padat ke arah puncak sudah sepi. Hanya ada beberapa truk milik warga lokal dan untuk persiapan evakuasi.
Terkait dengan penambangan, Kabag Perekonomian, Pemkab Klaten, Drs Sri Sumanto mengatakan seluruh aktivitas penambangan sudah dihentikan sebab ancaman semakin besar. Semua pengelola penambangan sejumlah 19 sudah diberi edaran agar menghentikan aktivitas.
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Selain banjir lahar dingin , kawasan lereng Gunung Merapi juga diguyur hujan es , Kamis ( 20/1) . Jalan raya Magelang – Yogyakarta ditut...
-
Jumat, 26 November 2010 18:28 WIB Probolinggo: Aktivitas Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (26/11) sekitar pukul 17.40 Wakt...
-
24/11/2010 23:52 Sleman : Warga Dusun Babadan, Girikerto Turi, Sleman, Yogyakarta, kesulitan memperoleh air bersih pascaerupsi Gunung Mer...
-
Sleman: Gunung Merapi kembali mengeluarkan awas panas pada pukul 18:13 WIB petang tadi, Kamis (28/10). Hembusan awan panas atau wedus gemb...
-
Kamis, 18 November 2010 | 21:58 WIB Awan panas Gunung Merapi terlihat dari Desa Pakis. Tempo/Andry Prasetyo TE...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar