Ponimin hanya luka bakar di bagian telapak kakinya, sedangkan satu anaknya luka bakar di bagian siku. Anggota keluarga lainnya sehat.
Peristiwa ini memang ajaib. Padahal rumah Ponimin hancur, kaca-kaca pecah, genting berterbangan. Rumahnya pun hanya berjarak sekitar 6 km dari puncak Merapi. Tapi Ponimin beserta keluarganya selamat.
Yati, istri Ponimin masih ingat betul peristiwa itu. Dia menceritakan hawa panas tiba-tiba menerjang disertai angin kencang dan debu. Dia bersama Ponimin dan anak-anaknya berlari masuk ke kamar. Mereka berlindung di balik rukuh (mukena) milik yati.
Mereka kemudian mengumpulkan tujuh bantal dan satu sajadah. Benda-benda itulah yang kemudian dijadikan “jembatan” untuk keluar dari rumah, menuju tempat aman.
Agak jauh dari rumah, mereka ditolong pak Tris, tetangganya yang juga selamat dan kemudian dilarikan ke RS Panti Nugroho di Pakem. Rukuh yang menyelamatkan nyawa Ponimin dan keluarganya itu kini disimpan. “Sudah ada yang nawar Rp 40 juta. Namun tidak saya kasih,” kata Yati.
Ponimin dan keluarga memilih kini mengungsi di rumah dokter Anna Ratih Wardhani di Dusun Ngenthak, Kelurahan Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman hingga saat ini. Selama mengungsi, dokter Anna merawat luka bakar di telapak kaki Ponimin. Akibat kedua telapak kakinya yang melepuh, Ponimin hingga saat ini hanya bisa duduk dan berbaring di kasur.
Pada hari ini Ponimin dijenguk oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. Ponimin yang bekas abdi dalem yang ditunjuk menjadi calon juru kunci gunung Merapi. “Kowe saiki sing tunggu Merapi (kamu sekarang yang menunggu Merapi),” kata GKR Hemas saat mengunjungi Ponimin di rumah pengungsiannya di Dusun Ngenthak, Kelurahan Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Kamis (28/10) siang.
Namun, permintaan GKR Hemas itu tidak langsung disanggupi oleh Ponimin. “Kula dereng saged matur sakmenika (saya belum bisa menjawab saat ini),” kata Ponimin. “Yo wis, kuwi dirembug mengko (ya sudah, nanti dibicarakan lain waktu),” kata GKR Hemas.
Siapa Ponimin?
Ponimin adalah abdi dalem berpangkat jajar (pangkat paling rendah) dengan gelar Surakso Ponihardja. Namun pada 2006 ia menyatakan mundur sebagai abdi dalem karena kecewa dengan kraton dan berseteru dengan Mbah Maridjan. Ponimin yang berusia 50-an ini merasa dikhianati oleh Mbah Maridjan saat dikontrak sebagai bintang iklan perusahaan jamu terkenal.
Menurut Ponimin, kesepakatan awal ia dilibatkan dalam iklan produk minuman suplemen dari perusahaan. Namun belakangan ia tidak dilibatkan. Sejak saat itu Ponimin tidak lagi mau bertegur sapa dengan Mbah Maridjan.
Di depan GKR Hemas, Ponimin juga mengaku mendapat informasi secara gaib tentang letusan Merapi. Menurut Ponimin, dia diberitahu oleh makhluk gaib. Mahluk gaib itu bahkan memberitahu bahwa awan panas akan menerjang rumah Mbah Maridjan. Ponimin juga mengatakan Merapi masih akan meletus lagi.
Submit Express Inc.SEO Services & Tools
Tidak ada komentar:
Posting Komentar