Selamat Datang Di Seputar Merapi Semoga Bisa Menambah Informasi Terima Kasih, Salam Lestari Bara Meru ( B M ) - I Love Merapi - I Love Merapi - I Love Merapi

Tiga Tahun, Banjir Lahar Mengancam

MAGELANG – Ancaman banjir lahar dingin diperkirakan akan terjadi hingga tiga tahun mendatang. Ini menyusul banyaknya timbunan material vulkanik di sekitar lereng Gunung Merapi yang dikeluarkan saat terjadi erupsi.

Material vulkanik ini akan turun ke bawah dan menimbulkan banjir lahar apabila terjadi hujan ekstrem di puncak. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo mengatakan, material vulkanik yang dikeluarkan Merapi selama terjadi erupsi mencapai 130 juta meter kubik. Material yang hanyut dan turun ke bawah melalui banjir lahar yang sudah terjadi baru sekitar 10%-nya saja.

Selebihnya masih mengendap di lereng Merapi dan menyimpan potensi bahaya cukup besar jika di puncak terjadi hujan ekstrem. “Material yang sudah turun melalui banjir lahar yang sudah terjadi itu belum signifikan,” kata Subandriyo usai menjadi pembicara pertemuan Badan Koordinasi Kehumasan Pemkab Magelang, di Magelang,kemarin. Menurutnya, banjir lahar yang lebih besar masih sangat potensial terjadi apabila di puncak terjadi curah hujan yang lebih tinggi.

Curah hujan 40 mililiter per jam selama dua hari berturut-turut sudah dapat membuat material vulkanik di lereng turun dan menjadi banjir lahar besar. Dengan demikian, besar kecilnya banjir lahar tergantung tingkat ekstrem hujan yang terjadi di puncak. “Dengan masih banyaknya timbunan material di lereng, maka bisa saja banjir lahar akan mengancam hingga tiga kali musim hujan, atau selama tiga tahun. Banjir lahar ini bisa terjadi di semua sungai yang berhulu di Merapi,” ujarnya.

Material vulkanik yang masih ada di lereng gunung itu memenuhi semua alur sungai yang berhulu di Merapi. Setiap alur sungai terdapat 5 juta hingga 10 juta meter kubik material, yang terbesar yakni di alur Sungai Gendol. Sungai-sungai lainnya yang berhulu di Merapi di antaranya Sungai Woro,Krasak, Senowo, dan Putih. Semua sungai tersebut dipenuhi oleh material vulkanik berupa pasir dan batu Merapi.

“Karena besarnya potensi bahaya itu, makanya BPPTK telah membuat upaya antisipasi dengan memasang alat peringatan dini banjir lahar di semua sungai.Alat tersebut dipasang di sembilan titik, dengan lima titik lagi telah dipasang sebelumnya,”ungkapnya. Selain memasang alat peringatan dini,pihaknya telah mengimbau semua warga agar menjauh dari pinggir sungai. Bagi warga yang rumahnya berada di dekat sungai, agar pindah ke tempat aman jika ada banjir lahar.

“Yang perlu diketahui dan yang perlu waspada dari banjir lahar tidak cuma warga yang rumahnya berada di radius 300 meter dari bibir sungai. Namun, termasuk mereka yang berada pada radius 500 meter atau lebih. Sebab, luapan sungai itu bisa ke mana-mana,”tegasnya. Untuk wilayah Magelang, tambahnya, potensi bahaya banjir lahar cukup besar karena material vulkanik di lereng di wilayah ini diperkirakan mencapai 80 juta meter kubik.

Material vulkanik tersebut memenuhi semua sungai yang mengarah ke Magelang. Ketua Relawan Kompag Magelang Bejo SP mengatakan, pihaknya telah melakukan penelusuran di kasawan puncak dekat lereng Merapi, salah satunya di kawasan petak alap-alap.Dari pemantauan itu,diketahui bahwa material yang turun dan terbawa banjir lahar beberapa waktu lalu ternyata bukan dari lereng Merapi.

“Di puncak belum terlihat material hasil erupsi turun ke bawah. Sehingga, material yang terbawa banjir lahar beberapa waktu lalu bukan hasil erupsi kemarin, melainkan sisa penambangan warga atas material hasil erupsi tahun-tahun sebelumnya,”ungkapnya. Material sisa penambangan itu adalah abu erupsi sebelumnya yang terbawa air ke sungai dan bentuknya seperti pelumas.Walau sudah menyebabkan banjir lahar dingin, material sisa penambangan yang turun itu baru sekitar 5%-nya. (m abduh)
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free!