YOGYAKARTA — Peristiwa alam langka ini terjadi pukul 15.45 WIB dan berlangsung selama lebih kurang 10 menit. Meski singkat, amukan angin dahsyat yang menerbangkan pasir dan debu vulkanik itu membuat kocar-kacir ratusan orang yang berkunjung ke kawasan bencana letusan Merapi.
Badai pasir berkekuatan dahsyat menerjang kawasan gurun vulkanik Dusun Kinahrejo, Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (14/12/2010).
“Udah…cepat-cepat turun….buruan,” teriakan peringatan bersahut-sahutan datang dari pengunjung dan warga yang menjaga tempat parkir sepeda motor di lokasi satu kilometer di arah bawah bekas rumah Mbah Marijan.
Wartawan Tribun Jogja ada di sekitar area yang disapu badai pasir. Jarak dari titik berdiri ke jalur gerakan badai pasir hanya sekitar 300 meter. Kuatnya sapuan angin sangat terasa karena saat melaju ke tempat aman, setang sepeda motor yang dikendarai bergoyang-goyang.
Sejumlah warung tenda darurat yang didirikan warga Kinaharjo pun juga bertumbangan. Cuaca di sekitar gunung yang menorehkan rekor letusan katastrofik pertama dalam waktu lebih kurang 100 tahun terakhir saat kejadian berawan tebal.
Bahkan awan kehitaman membungkus badan gunung dari lereng hingga puncak gunung. Badai pasir itu diawali tiupan angin cukup kencang dari arah barat laut ke selatan dan tenggara, atau dari arah lereng selatan Merapi menuju Kinahrejo.
Mendadak angin yang bertiup dari lereng itu berputar di lereng bukit yang gundul dan dipenuhi pasir serta abu vulkanik. Putaran angin itu makin lama makin kencang, menerbangkan pasir dan abu, membentuk gulungan-gulungan berwarna abu-abu menyerupai cendawan.
Gulungan pasir dan abu tebal itu membubung tinggi hingga ratusan meter, bergerak menyapu lereng ke arah bekas-bekas permukiman di Kinahrejo. Selanjutnya cendawan pasir dan abu Merapi itu bergerak ke tenggara dan kemudian pusarannya melemah sebelum menghilang.
Saat peristiwa ini berlangsung, ada belasan kendaraan roda empat dan sepeda motor serta ratusan orang mengunjungi situs-situs permukiman yang disapu awan panas Merapi. Tidak terlihat seorang pun anggota TNI/Polri, atau petugas keamanan lain yang berjaga.
Hanya ada warga lokal yang memandu, tukang ojek, tukang parkir dadakan, dan pedagang tiban makanan/minuman. Jalur jalan dari dan ke Kinahrejo dari arah Umbulharjo sempat kacau akibat banyaknya orang yang menyelamatkan diri.
Terlihat beberapa pengendara sepeda motor bersenggolan, tapi sejauh itu tidak ada kejadian fatal. Setelah badai pasir berlalu, hujan deras mengguyur Kinahrejo, dan pengunjung situs bencana yang kebanyakan dari luar Yogya meninggalkan lokasi.
Warga Kinahrejo mengungkapkan badai pasir ini mengejutkan karena tidak pernah terjadi sebelumnya. “Ini benar-benar baru, belum pernah terjadi, dan kalaupun ada, tiupan anginnya tidak kuat seperti ini. Cukup mengerikan,” kata Wignyo, seorang warga Kinahrejo.
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Selain banjir lahar dingin , kawasan lereng Gunung Merapi juga diguyur hujan es , Kamis ( 20/1) . Jalan raya Magelang – Yogyakarta ditut...
-
Jumat, 26 November 2010 18:28 WIB Probolinggo: Aktivitas Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (26/11) sekitar pukul 17.40 Wakt...
-
24/11/2010 23:52 Sleman : Warga Dusun Babadan, Girikerto Turi, Sleman, Yogyakarta, kesulitan memperoleh air bersih pascaerupsi Gunung Mer...
-
Sleman: Gunung Merapi kembali mengeluarkan awas panas pada pukul 18:13 WIB petang tadi, Kamis (28/10). Hembusan awan panas atau wedus gemb...
-
Kamis, 18 November 2010 | 21:58 WIB Awan panas Gunung Merapi terlihat dari Desa Pakis. Tempo/Andry Prasetyo TE...


Tidak ada komentar:
Posting Komentar