06/11/2010 18:49
Sleman: Hari masih pagi. Tim SAR yang terdiri dari relawan, polisi, dan anggota TNI menyusuri Dusun Gading, Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (6/11). Dua hari setelah letusan besar Merapi, Jumat dini hari kemarin, dusun itubelum tersentuh tim evakuasi.Asap yang masih terlihat mengepul di beberapa titik menandakan dahsyatnya wedhus gembel alias awan panas, yang melumat dusun sekitar 15 kilometer dari puncak Merapi itu. Di sebuah kamar rumah yang sudah luluh lantak, tim SAR menemukan tiga jenazah yang sudah gosong di reruntuhan ranjang.
Dua di antaranya dalam posisi berpelukan. Menurut keterangan warga yang ikut tim evakuasi, keduanya diduga seorang nenek dan cucunya tersayang. Di halaman rumah, seekor sapi yang selama ini jadi penghidupan warg, juga tergeletak tak bernyawa.
Untuk menuju rumah lain, tim SAR harus menembus lumpur debu vulkanik yang mulai mengendap. Saat melintas, terlihat rumah dan sebuah sepeda motor warga yang hangus hingga tinggal kerangka.
Untuk mencari kemungkinan adanya jenazah korban, petugas harus menyingkirkan debu tebal yang menutupi lantai. Mereka juga harus mendobrak pintu rumah yang terkunci karena diduga pemiliknya ada di dalam.
Di dapur rumah itu, ternyata ada tiga jenazah yang juga sudah menghitam. Mereka diperkirakan bersembunyi di dapur saat awan panas menyergap. Identitas ketiga jenazah pun diketahui dari keterangan warga.
Hampir satu setengah jam tim SAR bekerja dan sudah tujuh jenazah ditemukan. Para korban itu tidak mengungsi, karena dusun itu sebelumnya dinyatakan aman dari terjangan wedhus gembel.
Saat akan bergerak ke rumah lain yang belum terjamah, sang komandan meminta anggotanya kembali ke kendaraan masing-masing. Rupanya, Merapi kembali memuntahkan awan panas dan dikhawatirkan bisa kembali menerjang Dusun itu.
Para relawan yang tak kenal lelah itu pun harus mengalah pada amuk Merapi. Namun dipastikan, mereka akan kembali usai wedhus gembel berlalu.
sumber


Tidak ada komentar:
Posting Komentar