Tim Liputan 6 SCTV
22/10/2010 09:23
Liputan6.com, Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta resmi menaikkan status Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga. Perubahan status Merapi tersebut berlaku mulai Kamis (21/10) pukul 18.00 WIB.
Kenaikan status Gunung Merapi itu langsung diinformasikan dari kantor BPPTK kepada petugas di pos-pos pemantauan melalui radio. Sejak tanggal 20 Oktober kemarin, seismisitas meningkat semakin tajam. Gempa mulitifase mencapai 479 kali, gempa vulkanik terjadi 39 kali, dan gempa guguran sebanyak 85 kali. Selain itu guguran dalam skala sedang semakin sering terjadi dengan jarak luncur 3,5 kilometer.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Metigasi Bencana Geologi Surono, semua parameter pantauaan aktivitas Gunung Merapi meningkat, sehingga status dinaikan ke level siaga. Selain itu, tingkat kegempaan dan emisi SO2 meningkat dan temperatur di sekitar puncak juga terus naik.
"Yang membedakan aktivitas Merapi pada tahun ini dengan tahun tahun sebelumnya adalah gempa vulkanik lebih energik dam besar. Tipe Gunung Merapi ini berbeda dengan gunung merapi umumnya," jelas Surono.
Gunung Merapi tersebut, kata Surono, aktivitas pembentukan kubah lavanya diikuti dengan awan panas. "Gunung Merapi ini juga pernah mengalami ekspolif pada tahun 1930 jadi tidak menutup kemungkinan hal itu akan terulang kembali," katanya.
Kenaikan status Gunung Merapi itu langsung diinformasikan dari kantor BPPTK kepada petugas di pos-pos pemantauan melalui radio. Sejak tanggal 20 Oktober kemarin, seismisitas meningkat semakin tajam. Gempa mulitifase mencapai 479 kali, gempa vulkanik terjadi 39 kali, dan gempa guguran sebanyak 85 kali. Selain itu guguran dalam skala sedang semakin sering terjadi dengan jarak luncur 3,5 kilometer.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Metigasi Bencana Geologi Surono, semua parameter pantauaan aktivitas Gunung Merapi meningkat, sehingga status dinaikan ke level siaga. Selain itu, tingkat kegempaan dan emisi SO2 meningkat dan temperatur di sekitar puncak juga terus naik.
"Yang membedakan aktivitas Merapi pada tahun ini dengan tahun tahun sebelumnya adalah gempa vulkanik lebih energik dam besar. Tipe Gunung Merapi ini berbeda dengan gunung merapi umumnya," jelas Surono.
Gunung Merapi tersebut, kata Surono, aktivitas pembentukan kubah lavanya diikuti dengan awan panas. "Gunung Merapi ini juga pernah mengalami ekspolif pada tahun 1930 jadi tidak menutup kemungkinan hal itu akan terulang kembali," katanya.
Meski belum bisa dipastikan, kecenderungan erupsi merapi diperkirakan mengarah ke tiga jalur yakni Selatan, Barat daya dan Utara. Untuk itu warga di lereng gunung diminta meningkatkan kesiagaannya jika sewaktu-waktu harus mengungsi.
Sementara itu, sejumlah peralatan bagi pengungsi masih tersimpan di Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Namun sebagian sisa peralatan pengungsi tahun 2006 lalu masih kurang dan sebagian tidak layak pakai.
Sedangkan di Desa Tanjung, Kecamatan Muntilan, Pemkab Magelang telah menyiapkan tempat penampungan bagi para pengungsi. Sebelum ke tempat penampungan akhir yang jaraknya 25 kilometer dari puncak merapi, warga terlebih dahulu berkumpul di pos-pos desa terutama yang tinggal di lereng merapi antara empat hingga enam kilometer dari puncak merapi.(IDS/SHA)
Sementara itu, sejumlah peralatan bagi pengungsi masih tersimpan di Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Namun sebagian sisa peralatan pengungsi tahun 2006 lalu masih kurang dan sebagian tidak layak pakai.
Sedangkan di Desa Tanjung, Kecamatan Muntilan, Pemkab Magelang telah menyiapkan tempat penampungan bagi para pengungsi. Sebelum ke tempat penampungan akhir yang jaraknya 25 kilometer dari puncak merapi, warga terlebih dahulu berkumpul di pos-pos desa terutama yang tinggal di lereng merapi antara empat hingga enam kilometer dari puncak merapi.(IDS/SHA)
sumber : liputan6.com


Tidak ada komentar:
Posting Komentar