Selamat Datang Di Seputar Merapi Semoga Bisa Menambah Informasi Terima Kasih, Salam Lestari Bara Meru ( B M ) - I Love Merapi - I Love Merapi - I Love Merapi

Boyolali Bagikan 6.000 Masker

Murid SMP Negeri 2 Pakem mempelajari cara memberikan pernafasan buatan saat mengikuti latihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) di kompleks Disaster Oasis, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (22/10/2010). Pendidikan penanggulangan situasi gawat darurat ketika terjadi bencana alam, seperti gunung meletus atau gempa bumi perlu ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Hal tersebut penting, agar mereka tidak menjadi korban saat terjadi bencana, justru berperan sebagai penolong. Jumat, 22 Oktober 2010 | 22:50 WIB
BOYOLALI, KOMPAS.com — Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jateng, telah membagikan 6.000 masker kepada warga tiga desa di Kecamatan Selo, Jumat (22/10/2010), sebagai antisipasi menghadapi terjadinya bencana Gunung Merapi yang statusnya meningkat menjadi siaga.
Masker tersebut dibagikan kepada warga di Desa Tlogolele, Klakah, dan Jrakah yang masuk di ring satu rawan bencana Merapi sebagai persiapan melindungi diri dari debu vulkanik jika terjadi letusan. Ribuan masker tersebut dibagikan oleh petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana), anggota TNI, Kesbangpolimas, dan petugas tim kesehatan Boyolali.
Koordinator Tagana Boyolali, Ihsanudin, menjelaskan, masker sudah mulai dibagikan kepada warga di tiga desa di Kecamatan Selo yang masuk ring satu. Sementara itu, masker yang dibagikan berjumlah 3.000 buah dari 6.000 masker yang disediakan. Sebanyak 3.000 masker itu untuk Desa Tlogolele 1.500 buah, Klakah 800 buah, dan Jrakah 700 buah.
Menurut dia, masker ini sangat penting untuk mengantisipasi dampak debu vulkanik. Petugas kesehatan di setiap puskesmas desa terkait juga sudah mulai melakukan sosialiasi terkait manfaat masker terhadap warga.
Sementara itu, Komandan Kodim 0274 Boyolali Letkol (ARH) Soekoso Wahyudi, yang turun ke lokasi melakukan koordinasi dengan pemerintah desa, ikut membagikan masker. "Masker ini untuk persiapan jika Merapi terjadi hujan debu," tutur Dandim.
Dandim menjelaskan, pihaknya juga telah memasang 35 pelang petunjuk jalan untuk evakuasi dari daerah permukiman ke tempat pengungsian sementara (TPS) dan ke tempat pengungsian akhir (TPA) di lapangan Desa Samiran, Selo. Menurut Dandim, pelang-pelang dipasang dari Desa Tlogolele, Klakah, hingga ke Jrakah. Pemasangan pelang itu, jaraknya sekitar tujuh kilometer hingga ke TPS di Balai Desa Klakah dan Jrakah.
Menurut Dandim, pelang tersebut sangat penting sekali agar warga tidak salah jalan dalam melakukan evakuasi di tempat yang aman. Warga akan panik dan bingung jika kondisi mendesak akibat bencana Merapi.
Selain itu, kata Dandim, pihaknya juga sudah melaporkan peningkatan status Merapi tersebut kepada atasannya di Markas Korem Warastratama Surakarta. Korem akan mendukung personel dan transportasinya jika dibutuhkan.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau kepada warga di lereng Merapi di Kecamatan Selo agar lebih waspada karena status kondisi Merapi sudah meningkat menjadi siaga. Warga diminta sudah mengemas surat-surat penting dan barang berharga. Jika sewaktu-waktu Merapi meletus, maka mereka langsung mengungsi bersama barang bawaan yang sudah disiapkan.
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free!